Selasa, 06 Desember 2016

7 DOSA-DOSA BESAR



PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Manusia dikaruniakan oleh Allah SWT berupa akal dan pikiran. Akal digunakan manusia untuk berfikir, memikirkan sesuatu. Sedangkan pikiran digunakan untuk menentukan sesuatu yang di pikirkan oleh akal. Tetapi terkadang manusia sering tidak menggunakan akal dan fikirannya dengan baik, dengan cara memikirkan sesuatu yang tidak semestinya di pikirkan, dan juga tidak di pakai untuk mengembangkan sesuatu yang ada di alam yang sebenarnya bisa menghasilkan ilmu dan pengetahuan yang baru apabila kita dapat menggunakan dengan semestinya.
Manusia memang memiliki ke khilafan dalam setiap langkah, perbuatan, maupun sifat dan tindak tanduk yang dijalaninya, karena manusia juga mempunyai fitrah yang memiliki kekhilafan.
Suatu perbuatan yang di lakukan manusia, apabila keluar dari jalur yang telah di tentukan oleh Allh SWT maka itu di katakan Dosa. Perbuatan dosa sering di lakukan oleh manusia, karena manusia sering tidak menyadari akan perbuatan yang di lakukannya karena manusia lebih sering mengikuti hawa nafsunya dengan tidak memikirkan akibat buruk dan apa yang di lakukannya.
Sekalipun manusia di ciptakan Allah SWT untuk menjadi khalifah di muka bumi ini, namun  karena sifatnya yang lemah, manusia tidak pernah terlepas dari perbuatan salah dan dosa, kecuali orang-orang yang selalu beriman dan senantiasa mendapat petunjuk dari Allah SWT.
Dalam pembahasan ini, kami hanya mengetengahkan beberapa macam dari dosa-dosa besar.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan hasil dari latar belakang masalah diatas, maka kami akan membahas  permasalahan, diantaranya:
1. Apakah pengertian dosa besar itu?
2. Sebutkan 7 macam dosa besar?

A. Pengertian Dosa Besar
Para ulama berbeda pendapat dalam membedakan pengertian dosa-dosa besar dengan dosa kecil. Akan tetapi, mayoritas mereka memilih bahwa dosa besar adalah setiap kemaksiatan yang bersekuensi hadd (hukuman), atau ancaman neraka, atau laknat atau murka Allah.
Abu Hamid Al-Ghazali mengatakan, “setiap kemaksiatan yang di lakukan seseorang dengan tidak disertai perasaan takut, wanti-wanti dan penyesalan, misalnya orang yang meremehkan perbuatan dosa dan berani membiasakannya, maka sikap itu justru termasuk dosa besar.” Sedangkan kesalahan yang terjadi karena keseleo lidah karena tidak terkontrolnya jiwa serta karena kevakuman kesadaran akan adanya pengawasan Allah SWT, sembari tidak terlepas dari penyesalan, maka hal itu tidaklah menghilangkan sifat adalah (integritas) dan tidak termasuk dosa besar.[1]
Apabila kita ingin mengetahui perbedaan dari dosa besar dan dosa kecil, maka kita lihat dari mafsadat (bahaya) nya suatu perbuatan dosa tersebut dan nash yang sudah ditentukan.

B. Tujuh Macam Dosa Besar
Rasulullah SAW telah banyak menyebutkan beberapa kemaksiatan sebagai hal-hal yang membinasakan dalam beberapa hadits dalam daftar dosa-dosa besar. Di antaranya:

حديث ابى هريرة عن النّبيّ ص.م قال: احتنبوا السّبع الموبقات" قالوا يا رسول الله وما هن؟ قال: "الشّرق باالله, والسّحر, وقتل النّفس التى حرّم الله الاّ با الحقّ, واكل الرّبا, واكل مال اليتيم والتّولّى يوم الزّحف, وقدف المحصنات المؤمنات الغافلات" اخرجه البخارى والمسلم.
“Abu Hurairah  r. a berkata: Nabi SAW bersabda: tinggalkanlah tujuh dosa yang dapat membinasakan, sahabat bertanya: apakah itu ya Rasulullah? Nabi SAW menjawab: “Syirik mempersekutukan Allah, Berbuat sihir (tenung}, membunuh jiwa yang di haramkan Allah kecuali dengan hak, Makan harta riba, Makan harta anak yatim, melarikan diri dari perang jihad saat berperang, dan menuduh wanita mu‘minat yang sofat (berkeluarga) dengan zina “. (Bukhari Muslim)[2]
Dari hadits di atas di sebutkan bahwa ada tujuh dosa besar. Di bawah ini penulis akan menjelaskan dari ke tujuh dosa besar tersebut:

1.      Syirik (Menyekutukan Allah)
Syirik menurut bahasa adalah persekutuan atau bagian, sedangkan menurut istilah agama adalah mempersekutukan Allah SWT dengan selain Allah (makhluk-Nya). Sebagian ulama berpendapat bahwa syirik adalah kufur atau satu jenis kekufuran.[3]
Syirik di katagorikan sebagai dosa paling besar yang tidak akan di ampuni Allah SWT. Firman Allah:
Artinya:“Sesungguhnya Allah tidak mengampuni orang yang menyekutukan-Nya dan (Tuhan mengampuni) dosa selain itu bagi orang yang di kehendaki oleh-Nya... “ (Q.S An-nisa :48)
Selain ayat di atas, banyak ayat Al-Qur’an dan hadits lainnya yang menerangkan tentang syirik tersebut. Adapun beberapa contoh perbuatan syirik, antara lain[4]:
a.       Dukun yang mengaku bisa merubah nasib manusia dan menolak malapetaka,
b.      Ahli perbintangan atau ramalan,
c.       Mempercayai benda-benda pusaka,
d.      Jiarah Kubur yang bertujuan meminta berkah kepada orang yang telah meninggal dunia.

2.      Berbuat Sihir (Tenung)
Kemampuan orang-orang kafir atau para penjahat-atas izin Allah SWT melakukan sesuatu yang luar biasa, dinamakan sihir. Para Ulama menegaskan, bahwa melakukan sihir itu haram hukumnya, oleh karena sihir itu bersifat merusak dan segala sesuatu yang merusak dilarang oleh Islam. Sihir dikatakan merusak, sebab sasaran sihir antara lain: 
a.       Mempengaruhi hati dan badan seseorang, untuk di sakiti atau di bunuh,
b.      Memusnahkan harta benda seseorang,
c.       Memutuskan ikatan kasih sayang seseorang dengan suami istri atau anak atau dengan anggota keluarga lainnya.

Firman Allah SWT:

Artinya:“Mereka mempelajari dari kedua malaikat ini, ada apa dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang suami dengan istrinya. Dan para tukang sihir itu tidaklah memberi madarat dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan izin Allah “.[5]

Adapun perbuatan yang termasuk sihir adalah:[6]
a.       Memohon kekuatan kepada alam
b.      Mempercayai bahwa benda-benda tertentu dapat menolak dari gangguan pada diri
c.       Memalingkan hati perempuan supaya menyukainya

3.      Membunuh Jiwa Yang Di Haramkan
Membunuh  ialah suatu tindakan yang di lakukan oleh seseorang dengan cara meniadakan nyawa orang lain. Membunuh merupakan suatu tindakan atau perbuatan yang menjurus ke dalam hal yang tidak baik, karena menghilangkan nyawa orang lain, yang sebenarnya belum saatnya untuk di hilangkan. Adapun hukuman bagi orang yang melakukan pembunuhan adalah hukum qishas, seperti dalam firman Allah SWT:

Artinya:“Dengan di berlakukannya hukum qishas, namun dapat hidup, hati orang-orang yang berakal, mudah-mudahan kamu takut dalam melakukan pembunuhan “. [7]

Dari ayat di atas, dapat di simpulakan bahwa si pembunuh harus di hukum qishas

4.      Memakan Harta Riba
Arti riba menurut bahasa lebih atau bertambah. Pengertian syara’nya adalah akad yang terjadi pertukaran benda sejenis tanpa di ketahui sama atau tidak, tambahan atau takarannya. Hal ini sering terjadi dalam pertukaran bahan makanan, perak dan emas dan yang lainnya.[8]
Apapun macamnya riba, hukumnya haram dan di larang oleh agama.
Firman Allah SWT:
Artinya: "Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba “. Q.S Al-Baqarah: 275


5.      Memakan Harta Anak Yatim
Anak yatim adalah anak yang di tinggal mati oleh ayahnya ketika ia masih kecil atau dengan kata lain, di tinggal mati oleh orang yang menanggung nafkahnya. Memelihara anak yatim dan menyelamatkan hartanya, dalam syari’at Islam merupakan kewajiban. Sehingga apabila anak yatim yang hidupnya terlantar dan tidak terarahkan maka kita selaku umat Islam yang ada di sekitarnya apabila tidak merawatnya maka kita termasuk orang-orang yang mendustakan agama.[9]
Firman Allah SWT:
“Tahukah kamu orang yang mendustakan agama?, ItuLah orang yang menghardik anak yatim “. (Q.S Al- Maun :1-2)

Yang di maksud anak yatim adalah merawat dan memenuhi kebutuhannya sehari-hari, serta mendidiknya. Dan apabila anak yatim tersebut memiliki harta benda peninggalan orang tuanya,  orang yang memeliharanya bisa memanfaatkan harta benda tersebut sebatas untuk memenuhi kebutuhan si anak yatim. Dan apabila si anak telah dewasa maka sisa harta bendanya harus di serahkan kepadanya. Tetapi apabila sebaliknya jika orang tersebut yang memelihara memakan hartanya maka Ia telah berbuat Dzalim.
Sebagaimana firman Allah dalam surat An-Nisa ayat 10: 

Artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api neraka sepenuh perutnya dan mereka akan masuk kedalam api yang menyala-nyala (neraka).”


6.      Menuduh Wanita Mu’minat Yang Sopan (Berkeluarga) Dengan Tuduhan Berzina
Melontarkan tuduhan zina kepada seseorang adalah yang di larang oleh Islam, karena selain dapat merusak nama baik orang yang di tuduh juga dapat menjatuhkan kehormatan keluarganya. Apabila wanita mu’min dituduh berzina tanpa disertai syarat yang telah ditetapkan oleh syara’, seperti mendatangkan empat orang saksi dan menyaksikan dengan kepala sendiri, maka penuduhnya wajib dijera 80 kali dan kesaksiannya tidak boleh diterima selama-lamanya.[10]
Firman Allah SWT:
Artinya: “Dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik (berbuat zina) dan mereka tidak mendatangkan empat orang saksi, maka deralah mereka (yang menuduh) delapan puluh kali dera, dan janganlah kamu terima kesaksian mereka buat selama-lamanya. Dan mereka itulah orang-orang yang fasik’ (Q.SAn-nur :4)
7.      Melarikan Diri Dari Perang (Jihad) Saat Berperang
Islam mewajibkan umatnya untuk memelihara, menjaga, mempertahankan dan membela agamanya jika Islam di serang dan di perangi musuh, maka umat Islam di wajibkan untuk berperang. Dan apabila tentara Islam telah ada di medan perang, haram bagi mereka mundur dan lari dari peperangan tersebut.[11]
Firman Allah SWT:
Artinya: “barang siapa membelakangi mereka (mundur) di waktu itu, kecuali berbelok untuk (siasat) perang atau hendak menggabungkan diri dengan pasukan lain, maka sesungguhnya orang itu kembali dengan membawa kemurkaan dari Allah, dan tempatnya ialah neraka jahanam, dan amal buruklah tempat kediaman itu “. (Q.S Al-anfal :16)
Sulaiman Rasjid, dalam bukunya Fiqih Islam (1989 :417) menyebutkan bahwa para  ulama berpendapat bahwa hukuman dan berperang adalah fardu ‘ain bagi setiap orang islam, tetapi yang lebih berhak hukum berperang itu ialah fardu kifayah, artinya wajib bagi setiap orang Islam. Akan tetapi apabila sebagian dan orang Islam telah mengerjakannya serta telah cukup bilangannya menurut hajat, maka terlepaslah kewajiban tersebut.[12]
Orang yang melarikan diri dari peperangan berarti orang tersebut telah berkhianat kepada Allah SWT dan telah dianggap sebagai orang tidak meyakini Allah lagi.



[1]  Muhammad Nu’aim Yasin, Iman: Rukun, Hakikat dan yang membatalkannya, (Bandung: Syamil Cipta Media, 2002), Hlm: 251

[2] Rahmat Syafe’i, Al-Hadits: Aqidah, Akhlak, Sosial dan Hukum, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2003) Hlm:101-102
[3] Muhammad Nashiruddin Al-abani, penerjemah Qodirunn Nur, Silsilah Hadis Shahih, Jilid 3, Cet I, (Jakarta: Qisthi Press, 2006) Hlm: 30
[4] Syamsul Rijal Hamid, Buku Pintar Agama Islam, (Jakarta: Penebar Salam, 1999) Hlm: 298
[5] (Q.SA1-Baqarah :102)
[6] Rahmat Syafe’i, Al-Hadits: Aqidah, Akhlak, Sosial dan Hukum, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2003) Hlm:105
[7] (Q.S Al-baqarah :179)
[8] Rahmat Syafe’i, Al-Hadits: Aqidah, Akhlak, Sosial dan Hukum, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2003) Hlm: 105
[9] Rahmat Syafe’i, Al-Hadits: Aqidah, Akhlak, Sosial dan Hukum, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2003) Hlm:10
[10] Rahmat Syafe’i, Al-Hadits: Aqidah, Akhlak, Sosial dan Hukum, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2003) Hlm: 109
[11] Rahmat Syafe’i, Al-Hadits: Aqidah, Akhlak, Sosial dan Hukum, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2003) Hlm: 108
[12]  Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam, (Bandung: Sinar Bani, 1989) Hal: 417

MAKALAH PERILAKU KELOMPOK DALAM ORGANISASI



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Kelompok merupakan bagian dari kehidupan manusia. Setiap manusia dalam berbagai kegiatan apapun manusia akan terlibat dalam aktivitas kelompok. Demikian pula kelompok merupakan bagian dari kehidupan organisasi. Dalam organisasi akan banyak ditemui kelompok-kelompok seperti ini. Hampir pada umumnya manusia yang menjadi anggota dari suatu organisasi besar atau kecil adalah sangat kuat  kercenderungannya untuk mencari keakraban dalam kelompok – kelompok tertentu. Di mulai dari adanya kesamaan tugas pekerjaan yang dilakukan, kedekatan tempat kerja, seringnya berjumpa dan berapakali adanya kesamaan kesenangan bersama, maka timbullah kedekatan satu sama lain, dan mulailah mereka berkelompok dalam organisasi tertentu.
            Tantangan yang paling berat dihadapi oleh organisasi dengan meningkatnya perubahan adalah perbedaan individu yang ada di dalam organisasi, yang selanjutnya akan membentuk prilaku kelompok. Salah satu topik menarik dalam bidang perilaku organisasi untuk ditelaah atau diteliti adalah mengenai perilaku kelompok. Kelompok merupakan bagian dari kehidupan manusia, setiap hari manusia akan terlibat dalam aktivitas kelompok. Demikian pula kelompok merupakan bagian dari kehidupan organisasi. Hal ini akan saling bersinergi manakala aktifitas akan bersentuhan satu sama lain dalam membentuk satu capaian yang di inginkan bersama.
            Kelomppok dapat mengubah motivasi individu atau kebutuhan, dan bisa mempengaruhi prilaku individu dalam satu kondisi organisasi. Perilaku organisasi adalah lebih dari sekedar kumpulan logika dari perilaku individu. Juga prilaku kelompok yang juga berinteraksi dan aktivitas dalam kelompok.

TUJUAN :
1. Mengetahui bagaimana cara berprilaku dalam berorganisasi.
2. Bisa menyesuaikan prilaku yang seharusnya dilakukan dalam berorganisasi.
3.untuk menjadi pedoman dalam mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Prilaku menurut para ahli :
o   Menurut Petty Cocopio, prilaku adalah evaluasi umum yang dibuat manusia terhadap dirinya sendiri, obyek atau issue.
o   Menurut Soekidjo Notoatmojo, prilalu adalah reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek.
o   Menurut Heri Purwanto, prilaku adalah pandangan-pandangan atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak sesuai sikap objek tadi.
o   Menurut Louis Thurstone, Rensis Likert dan Charles Osgood,menurut mereka prilaku adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Berarti sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak maupun perasaaan tidak mendukung atau tidak memihak pada objek tersebut.
            Kelompok dapat didefinisikan sebagai dua individu atau lebih, yang berinteraksi dan saling bergantung, yang bergantung untuk mencapai tujuan tertentu.

3.1 Pengertian Kelompok
Kelompok dapat didefinisikan sebagai dua individu atau lebih, yang berinteraksi dan saling bergantung, yang bergantung untuk mencapai tujuan tertentu.[1]
Secara formal kelompok adalah suatu kumpulan dua atau lebih orang-orang yang bekerja dengan yang lainnya secara teratur untuk mencapai satu atau lebih tujuan umum. Kelompok dalam hal ini, lebih dari sekedar kumpulan orang-orang, seperti untuk membeli karcis suatu pertandingan baseball atau berdesak-desakan di sekitar pemusik jalanan.
Di dalam suatu kelompok yang sebenarnya, para anggota mempertimbangkan diri mereka sendiri dan bergantung satu dengan lainnya untuk mencapai tujuan umum, dan mereka saling berhubungan satu dengan yang lain secara teratur untuk mengejar tujuannya atas dukungan dalam suatu periode waktu. Terdapat beberapa pakar perilaku organisasi yang mendefinisikan kelompok dari sudut pandang yang berbeda-beda. Untuk itu lebih jelasnya dibawah ini dikemukakan konsep dan klasifikasi kelompok dalam sebuah tabel matriks.

pakar
Konsep kelompok
Pembagian kelompok
Schermerhorn, et, al ., (1994:270-274)
Suatu kumpulan dua atau lebih orang-orang yang bekerja dengan yang lainnya secara teratur untuk mencapai satu atau lebih tujuan umum
Mengklasifikasikan_kelompok menjadi 3 yakni :
      1.      Kelompok formal
      2.      Kelompok informal
      3.      Kelompok psikologis
Greenberg dan Baron (1995:286-287)
Sekumpulan dua individu atau lebih yang saling berinteraksi dengan pola hubungan yang     tetap dan saling berbagi tujuan, dan menganggap mereka sebagai suatu kelompok
Mengklasifikasikan kelompok menjadi 2 yakni :
      1.      Formal, terdiri dari 2 :
      a.       Kelompok yang memberikan perintah
      b.      Kelompok yang melaksanakan perintah.
      2.      Informal, terdiri dari 2 :
      a.       Kelompokyang terjadi karena adanya kepentingsn
      b.      Kelompok yang terjadi karena persahabatan
Kreitner dan Kinicki (2001:414)
Sekumpulan orang dengan keahlian yang beragam, dimana mereka sepakat dalam suatu kegunanaan, tujuan dan pendekatan.
Mengklasifikasikan kelompok menjadi 4, yakni :
      1.      Kelompok advice
      2.      Kelompok production
      3.      Kelompok project
      4.      Kelompok action
Gordon (1991:193-201)
Dua individu atau lebih yang saling tergantung dan menganggap diri mereka sebagai satu unit dengan satu tujaun bersama
Mengklasifikasikan kelompok menjadi 3, yakni :
      1.      Kelompok tugas
      2.      Kelompok pemeliharaan
      3.      Kelompok invidual
Robbin (2006:294)
Dua atau lebih individu yang berinteraksi dan saling bergantung, yang saling bergabung untuk mencapai sasaran tertentu.
Mengklasifikasikan kelompok menjadi 2, yakni :
      1.      Kelompok formal meliputih :
       -          Kelompok komando
       -          Kelompok tugas
      2.      Kelompok informal meliputih :
       -          Kelompok kepentingan
       -          Kelompok persahabatan
Gibson,et,al.,(1994:309-311)
Dua atau lebih karyawan yang berinteraksi satu sama lain sedemikian rupa sehinga perilaku dan atau prestasi anggota dipengaruhi oleh perilaku dan atau prestasi anggota lain
Mengklasifikasikan kelompok menjadi 2, yakni :
      1.      Kelompok formal meliputih :
       -          Kelomppok komando
       -          Kelompok tugas
      2.      Kelompok informal meliputih :
      -          Kelompok kepentingan / minat
      -          Kelompok persahabatan
3.2  Sifat-sifat kelompok
            Menurut Gibson tidak ada definisi umum yang diterimah mengenai keberadaan kelompok. Oleh sebab itu, dari perpektif yang berbeda dikembangkan suatu definisi yang komprehensif mengenai satu kelompok, yang penekanannya lebih pada sifat-sifat kelompok yaitu sebagai berikut :
     a)  Kelompok dari sisi persepsi adalah bahwa kumpula individu dianggap sebagai suatu kelompok, apabila terjadi interaksi satu dengan yang lain dalam satu pertemuan, yang masing-masing anggota menerima persepsi dari anggota lain yang berbeda.
      b) Kelompok dari sisi organisasi adalah karasteristik kelompok penting seperti peran dan norma.           
     c) Kelompok dari sisi motivasi adalah kelompok yang gagal dari membantu anggotanya dalam memuaskan kebutuhan mereka akan menganggu semangat mereka.
    d) Kelompok dari sisi interaksi adalah interaksi dalam bentuk interpedensi adalah mengelompokan, pandangan ini menitik beratkan pada interaksi interpersonal.
Keempat pandangan di atas penting, karena merupakan ciri utama dari suatu kelompok. Apabila satu kelompok berada dalam satu organisasi, makan anggotanya akan termotivasi bergabung merasakan bahwa kelompok merupakan suatu kesatuan unit orang yang berinteraksi, berkontribusi dalam berbagai jumlah proses kelompok, dan mencapai kesepakatan atau tidak melalui berbagai interaksi.
Ringkasan para ahli menunjukan  pertimbangan bahwa mengapa ada manajer yang dapat melupakan hal-hal penting yang sederhana berikut ini :
  1.       Kelompok yang baik untuk orang-orang 
  2.       Kelompok dapat membantu mengembangkan kreativitas dan inovasi 
  3.       Kelompok dapat membantu komitmen yang diperlukan untuk menerapkan keputusan 
  4.       Kelompok kadang-kadang memperbaiki keputusan yang diambil dibandingkan individu 
  5.       Kelompok dapat digunakan sebagai kendali atas anggota mereka 
  6.       Kelompok membantu melewati pengaruh negatif yangterus meningkat dalam ukuran organisasi. 
  7.       Kelompok adalah gejala alami, keduanya didalam dan di luar organisasi.
Hasil riset menunjukan bahwa kelompok mempunyai tiga keuntungan atas individu yang bertindak sendiri,antara lain :
   1.     Ketika kehadiran dari “tenaga ahli” yang tidak pasti, kelompok yang nampaknya membuat pertimbangan yang lebih baik dibanding rata-rata perorangan.
  2.   Kapan pemecahan masalah dapat ditangani oleh suatu pembagian kerja dan pembagian informasi kelompok bersifat lebih berhasil dibanding individu.
   3.    Oleh karena itu kecenderungannya membuat keputusan lebih penuh resiko, kelompok dapat lebih inovatif dan kreatif dibanding individu dalam melakukan tugasnya.

3.3 Jenis-jenis kelompok dalam organisasi 
  1.   Kelompok formal
Schermerhornet menjelaskan bahwa kelompok formal adalah suatu “ kepengurusan “ yang ditunjuk oleh kewenangan formal untuk melakukan suatu yang lebih spesifik.
Sedangkan menurut Gibson, kelompok formal adalah kelompok yang diciptakan oleh keputusan manajerial untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam hal ini  akan membentuk dua tipe kelompok formal yaitu :
     a.       Kelompok komando yaitu dispesifikasikan oleh bagan struktur organisasi, terdiri dari bawahan yang melapor langsung kepada penyelia tertentu.
    b.      Kelompok tugas yaitu karyawan ang bekerja sama untuk menyelesaikan suatu tugas tertentu atau proyek.
Menurut Robbin kelompok formal adalah kelompok yang didefinisikan oleh struktur organisasi dengan pembagian kerja yang ditandai untuk menegakan tugas-tugas. Dalam kelompok formal perilaku-perilaku yang seharusnya ditunjukan dalam kelompok ditentukan dan diarahkan untuk tujuan organisasi.
2. Kelompok informal
Psikolog sosial membuat suatu perbedaan penting  antara kelompok formal yang dibahas diatas dengan kelompok informal. Belakang ini muncul bukan pejabat dan tidak secara formal ditunjuk ketika bagian bagian dari organisasi itu memerlukannya.kunci perbedaaan ini : kelompok formal secara resmi digambarkan dalam struktur organisasi, sedangkan kelompok informal menjadi ada secara spontan dan tanpa pengesahan formal. Kebanyakan kelompok formal meliputih satu atau elbih kelompok informal yang muncul diantara mereka.
Dua jenis kelompok informal umumnya adalah kelompok persahabatan dan tujuan :
-Kelompok persahabatan terdiri dari para orang dengan gaya hubungan dekat yang alami satu sama lain, mereka cenderung untuk bekerja sama, duduk bersama-sama, istrahat bersama-sama di luar tempat kerja.
             -Kelompok tujuan terdiri dari orang-orang yang berbagi banyak minat, mereka kemungkinan terkait minatnya dengan pekerjaan, seperti suatu keinginan keras untuk belajar lebih banyak tentang komputer atau bukan minat pekerjaan, seperti jasa masyarakat, sports, atau agama.
                 -Kelompok terbuka dan tertutup
Kelompok terbuka adalah kelompok yang secara ajeg mempunyai rasa tanggap akan perubahan dan pembaharuan.sedangkan kelompok tertutup adalah kecil kemungkinannya menerima perubahan dan pembaharuan, mempunyai kecenderungan tetap menjaga kestabilan. [2]

3.4 Efektifitas kelompok
            Suatu kelompok yang efektif adalah satu pencapaian tingkat tinggi dari pemeliharaan kedua tugas sumber daya manusia dari waktu kewaktu. Dalam banyak hal pelaksanaan tugas, suatu kelompok yang efektif mencapai tujuan kinerja dalam pengetian standar tepat waktu dan hasil pekerjaannya berkualitas tinggi. Dalam banyak hal pemeliharaan sumber daya manusia, kelompok yang efektif adalah satu angotanya cukup dipenuhi dengan tugasnya, pemenuhan, dan hubungan antar pribadi bekerja baik bersama-sama pada suatu dasar yang berkesinambungan. Karena sebuah kelompok kerjapermanen dalam hal ini anggotanya bekerja bersama-sama untuk satu kelompok kerja temporer, ini berarti anggotanya bekerja bersama-sama untuk jangka waktu yang telah ditugaskan kepadanya.

3.5 Dasar efektivitas kelompok
Efektivitas mengenai beberapa kelompok ditentukan atas sebagian masukan, makin baik masukan kelompok, makin baik kesempatan untuk efektivitas kelompok. Jika masukan kelompok memuaskan semuanya, kelompok mempunyai suatu dasar yang kuat dalam pencapaian efektifitas. Tetapi, jika sebagian dari input tidak memuaskan, usaha pencapaian efektivitas akan mengalami kekurangan dan masalah karateristik keanggotaan, dan ukuran kelompok yang akan mempengaruhi hasil dari operasi kelompok.
Hal-hal lain untuk pengaturan yang terbaik dalam suatu kelompok meliputih : 
  1. Tujuan yang menekankan pemenuhan kelompok 
  2. Penghargaan yang mengenali pemenuhan kelompok 
  3. Sumber daya yang diperlukan untuk memenuhi tujuan 
  4. Teknologi yang diperlukan untuk memenuhi tujuan 
  5. Pengaturan mengenai ruang yang mendorong kerjasama kelompok 
  6. Kultur yang membuat kerjasama sekelompok suatu nilai penting 
  7. Struktur yang mendukung kerjasama kelompok.
  1.       Faktor-faktor penentu kepribadian
1.                Faktor keturunan
Keturunan merujuk pada faktor genetis seorang individu. Tinggi fisik, bentuk wajah gender, tempramen, komposisi otot dan refleks, tingkat energi dan irama biologis adalah karasteristik yang pada umumnya diamggap, entah sepenuhnya atau secara substansial, dipengaruhi oleh siapa orang tua dari individu tersebut, yaitu komposisi biologis, psikologis, dan psikologis bawaandari individu.

2.                Faktor lingkungan
faktor lain yang mempengaruhi cukup besar terhadap pembentukan karakter adalah lingkungan dimana seseorang tumbuh dan dibesarkan normadalam keluarga, teman, dan kelompok sosial, dan penagruh-pengaruh lain yang seorang manusia dapat alami.faktor lingkungan ini memiliki peran dalam membentuk kepribadian seseorang.

3.    Ciri ciri kepribadian
Semakin konsisten karasteristik individu dan semakin sering terjadidalam berbagai situasi, maka semakin penting ciri-ciri itu untuk menggammbarkan individu ( Mahendrabrata,2010 )
4.        Kepribadian utama yang mempengaruhi prilaku organisasi
      a.       Evaluasi inti diri
Evaluasi inti diri adalah tingkat di mana individu menyukai atau tidak menyukai diri mereka sendiri, apakah mereka menganggap diri mereka cakap dan efektif, dan apakah mereka mersa memegang kendali atau tidak berdaya atas (lingkungan) mereka. Evaluasi inti diri  seorang individu ditentukanoleh dua elemen utama yaitu harga diri dan fokus kendali.
      b.      Machiavellianisme
Machiavellianisme adalah tingkat dimana seorang individu pragmatis , mempertahankan jarak emosional dan yakin bahwa hasil lebih penting daripada proses.
      c.       Narsisme
Narsisme adalah kecenderungan menjadi kecendurangan menjadi arogan, mempunyai rasa kepentingan diri yang berlebihan, membutuhkan pengakuan berlebih dan mengutamakan diri sendiri.
      d.      Kepribadian tipe A
Kepribadian tipe A adalah keterlibatan secara agresif dalam perjuangan terus-menerus untuk secara agresif dalam perjuangan terus-menerus untuk mencapai lebih banyak dalam waktu yang lebih sedikit dan melawan upaya-upaya yang menentang dari orang atau hal lain.
      e.       Kepribadian proaktif
Kepribadian proaktif adalah sikap yang cenderung oportunis, berinisiatif, berani bertindak, dan tekun hinga berhasil mencapai perubahan yang berarti pribadi proaktif menciptakan perubahan positif dalam lingkungan tanpa memedulikan batasan atau halangan.
f.     
      Kepribadian dan budaya nasional
Tidak ada tipe kepribadian umum untuk satu negara tertentu. Namun budaya suatu negara mempengaruhi karasteristik yang dominan dari penduduknya, ini dapat dilihat dengan memperhatikan fokus kendali dan kepribadian tipe A.

3.6 Sifat Dasar Tugas Kelompok
            Perbandingan tugas sederhana, kompleks menjadi sering timbul secara tuntutan sosial. Mereka merupakan keseluruhan ego yang menyertainya, tetapi mereka juga makin kesulitan untuk menjangkau persetujuan akhir yang lebih baik maupun pemenuhan tujuan.
  1. Keterlibatan ego mengacu pada tingkat dimana anggota betul-betul dan secara pribadi dengan tugas kelompok, ego meliputih tugas yang berhubungan dengan nilai-nilai pribadi, yang mempengaruhi kehidupan pribadi, dan atau melibatkan keterampilan pribadi. 
  2. Persetujuan akhir mengacu pada persetujuan anggota atas apa yang mereka usahakan untuk memenuhi dan kriteria untuk melukiskan “ kesuksesan “ persetujuan akhir adalah lebih mudah dicapai ketika tugas kelompok adalah jelas dan hasilnya terukur. 
  3. Perlengkapan persetujuan mengacu pada persetujuan anggora atas keperluan kelompok yang melakukan penyelenggaraan tugasnya; persetujuan alat-alat ini adalah lebih mudah dari tugas pendekatan yang terbaik, lebih keras untuk mencapai beberapa alternatif yang ada


BAB III
PENUTUP
Kesimpulan:

Perilaku kelompok merupakan respon – respon anggota kelompok terhadap struktur sosial kelompok dan norma yang diadopsinya. Jadi ketika sebuah kelompok memasuki dunia organisasi maka karateristik yang dibawanya adalah kemampuan, kepercayaan pribadi, penghargaan kebutuhan, dan pengalaman masa lalunya. Banyak teori yang mengembangkan suatu anggapan mengenai awal mula terbentuknya kelompok. Mulai dari anggapan adanya kedekatan ruang kerja maupun tempat tinggal mereka, sampai kepada alasan-alasan praktis.
Di dalam suatu kelompok yang sebenarnya, para anggota mempertimbangkan diri mereka sendiri dan bergantung satu dengan lainnya untuk mencapai tujuan umum, dan mereka saling berhubungan satu dengan yang lain secara teratur untuk mengejar tujuannya atas dukungan dalam suatu periode waktu

Saran

Sebaiknya setiap anggota kelompok yang masuk bergabung dengan sebuah organisasi baik itu organisasi besar maupun kecil haruslah bisa beradapsi dengan keadaan organisasi tersebut dan hanya mempertahankan prilaku yayang baik aja sewaktu berada dalam kelompok ke dalam organisasi.


DAFTAR PUSTAKA
Stephen P. Robins, perilaku organisasi, terj. Drs Benyamin Molan (prentice hall :2003).

Thoha, miftah, perilaku organisasi: konsep dasar dan aplikasinya,(jakarta:rajawali pers,2011)

http://anthoposthink02.blogspot.com/2014/02/makalah-prilaku-organisasi.html



[1]Stephen P. Robins, perilaku organisasi, terj. Drs Benyamin Molan (prentice hall :2003). Hlm 303
[2]Miftah thoha, perilaku organisasi: konsep dasar dan aplikasinya,(jakarta:rajawali pers,2011), hlm 88